Lompat ke konten
Home » √ Penyakit Stroke: Gejala, Penyebab, Mencegah dan Cara Penyembuhan!

√ Penyakit Stroke: Gejala, Penyebab, Mencegah dan Cara Penyembuhan!

Daftar Isi

     Pengertian Penyakit Stroke

Menurut World Health Organization (WHO), Penyakit stroke adalah suatu keadaan gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan ciri – ciri atau gejala klinik baik ranah fokal maupun global yang berlangsung sekitar 24 jam, yang mana dapat menimbulkan kematian, Hal ini dikarenakan oleh gangguan peredaran darah dalam otak.
Stroke Merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang akut disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak serta menimbulkan gejala penyakit stroke yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Serangan penyakit tersebut bervariasi antar tempat, waktu dan keadaan seseorang. (Chris W. Green dan Hertin Setyowati 2004)
Chandra B. berpendapat bahwa Penyakit stroke ialah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah pada otak, dimana dialami secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda stroke yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu.
Penyakit Stroke

Epidemologi Penyakit Stroke

Di Indonesia, Penyakit stroke adalah penyakit nomor 3 yang sangat mematikan setelah penyakit jantung dan penyakit kanker. Bahkan, Data survei tahun 2004, Penyakit stroke ialah pembunuh No-1 di Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta di seluruh penjuru Indonesia. Penderita Penyakit stroke di Indonesia pun selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sekitar 33% Pasien penderita penyakit stroke membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas pribadinya, 20% membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa berjalan kaki, dan 75% Penderita penyakit stroke kehilangan pekerjaan.
Menurut WHO Pada tahun 2011, Negara Indonesia  menempati rengking ke-97 dunia untuk jumlah penderita penyakit stroke terbanyak dengan jumlah kematian mencapai 138.268 orang atau sekitar 9,70% dari total kematian umum yang terjadi dalam tahun 2011. Menurut data pada tahun 1990-an, diperkirakan terdapat 500.000 orang penderita penyakit Stroke di Indonesia. Kemudian sekitar 125.000 diantaranya adalah meninggal atau terkena cacat seumur hidup. 
Tetapi jumlah sebenarnya sulit untuk diketahui karena penderita penyakit stroke banyak yang tidak dibawa ke dokter karena ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang cukup jauh dari tempat tinggal. Kasus penderita penyakit stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah pada tahun 2000 kasus penderita penyakit mematikan ini yang terdeteksi terus melonjak. Pada tahun 2004, Sejumlah penelitian di rumah sakit dilakukan. Menemukan pasien stroke rawat inap berjumlah 23.636 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke rumah sakit tidak diketahui jumlahnya (Kompas, 2008) 

·      Pembagian Penyakit Stroke

Klasifikasi stroke dibedakan menurut patologi dari serangan stroke meliputi:

 1. Stroke Hemoragik

Stroke Hemoragik ialah Pendarahan serebri dan mungkin perdarahan subaraknoid. yang mana disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiaannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran penderita penyakit stroke umumnya menurun.
       Stroke hemoragik ialah disfungsi neurologis fokal yang akut yang disebabkan oleh pendarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh trauma kapitis, Selain itu disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Perdarahan otak dibagi menjadi dua, yaitu

a.   Perdarahan intraserebri (PSI)

Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama disebabkan karena hipertensi yang mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. 

b.   Perdarahan subaraknoid (PSA)

Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat di luar perenkim otak. 
 
Perbedaan Perdarahan Intraserebri dengan perdarahan subarakhnoid
Gejala
PIS
PSA
Timbunlnya
Dalam 1 jam
1-2 menit
Nyeri kepala
hebat
Sangat hebat
Kesadaran
Menurun
Menurun sementara
Kejang
Umum
Sering fokal
Tanda rangsngan meninggal
+/-
+++
Hemiparese
++
+/-
Gangguan saraf otak
+
+++

2. Stroke non hemoragik

Stroke non hemoragik yang dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri, biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di pagi hari. Kejadian tersebut tidak menimbulkan pendarahan namum terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.
Perbedaan antara stroke nonhemoragik dengan stroke hemoragik
Gejala (anamnesa)
Stroke nonhemoragik
Stroke hemoragik
Awitan (onset)
Sub-akut kurang
Sangat akut/mendadak
Waktu (saat terjadi awitan)
Mendadak
Saat aktivitas
Peringatan
Bengun pagi/istirahat
+
Nyeri kepala
+50% TIA
+++
Kejang
+/-
+
Muntah
+
Kesadaran menurun
Kadang sedikit
+++
Koma/kesadaran menurun
+/-
+++
Kaku kuduk
++
Tanda kering
+
Perdarahan retina
+
Edema pupil
+
bradikardia
Hari ke-4
Sejak awal
Penyakit lain
Tanda adanya aterosklerosis di retina, koroner, perifer, emboli pada kelianan katub, fibrilasi, bising karotis
Hampir selalu hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung hemolisis (HDH)
Pemeriksaan darah pada LP
+
Rontgen
+
Kemungkinan pergeseran plandula pineal
angiografi
Oklusi, stenosis
Aneurisma, AVM, massa intrahemister/vasospasme
Ct scan
Densitas berkurang (lesi hipodensi)
Massa intrakranial densitas bertambah (lesi hiperdensi)
oftalmoskop
Fenomena silang silver wire art
Perdarahan retina dan korpus vitreum
Lumbal pungsi
Tekanan
Warna
Eritrisit
 
Normal
Jernih
<250/mm3
 
Meningkat
Merah
>1000/mm3
EEG
Di tengah
Bergeser dari bagian tengah
 
Klasifikasi Penyakit stroke dibedakan menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
  1. Stroke involusi. Stroke ini masih dapat terus berkembang, gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari
  2. TIA. Gangguan neurologis lokal yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam
  3. Stroke komlet. Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan istilah lengkap dapat diawali oleh serangan TIA berulang. ( Arif muttqin, 2008)

     Gejala Penderita Penyakit Stroke

Gejala penyakit Stroke
Gejala penyakit Stroke
Menurut Soeharto (2002) menyebutkan gejala penderita penyakit stroke atau yang sering dikenal dalam dunia medis dengan sebutan manifestasi klinis stroke adalah sebagai berikut :
  • o   Sering Mual dan muntah
  • o   Akan Kaku kuduk
  • o   Penurunan kesadaran
  • o   Gangguan persepsi
  • o   Disfungsi kandung kemih
  • o   Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis
  • o   Nyeri kepala yang sangat hebat menjalar ke leher dan wajah
  • o   Hilangnya penglihatan total atau parsial di salah satu sisi
  • o   Rasa baal (hilangnya sensasi) atau sensasi tak lazim di suatu bagian tubuh, terutama jika hanya salah satu sisi.
  • o Kerusakan motoric dan kehilangan control volunteer terhadap gerakan motoric
  • o  Hilangnya kekuatan (atau timbulnya gerakan canggung) di salah satu bagian tubuh, terutama di salah satu sisi, termasuk wajah, lengan atau tungkai.
  • o  Gangguan komunikasi seperti : disatria (kesulitan bicara), disfasia atau afasia (kerusakan komunikasi/ kehilangan fungsi biacara), apraksia (ketidak mampuan melakukan tindakan yang dipelajari).

1. Gejala Stroke dilihat dari bagian hemisfer yang terkena

a.  Stroke hemisfer kanan     
o   Hemiparese sebelah kiri tubuh     
o   Penilaian buruk    
o Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan  terjatuh kesisi yang berlawananb.  
b. Stroke hemisfer kiri     
o   Disfagia global     
o   Afasia     
o   Mudah frustasi     
o   Mengalami hemiparese kanan     
o   Perilaku lambat dan sangat berhati-hati     
o   Kelainan bidang pandang sebelah kanan

2. Gejala Stroke dilihat dari deficit neurologiknya

  • a.       Defisit Lapangan Penglihatan

1.      Homonimus heminopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan):
      Tidak menyadari orang atau objek di tempat hehilangan penglihatan
       Mengabaikan salah satu sisi tubuh
       Kesulitan menilai jarak
2.      Kehilangan penglihatan perifer:
       Kesulitan melihat pada malam hari
       Tidak menyadari objek atau batas objek
3.      Diplopia:
       Penglihatan ganda
  • b.      Defisit Motorik

1.      Hemiparesis (kelemahan salah satu sisi tubuh):
     Kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan)
2.      Hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi):
    Paralisis wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan)
3.      Ataksia:
       Berjalan tidak mantap, tegak
       Tidak mampu menyatukan kaki. Perlu dasar berdiri yang luas
4.      Disartria:
       Kesulitan dalam membentuk kata
5.      Disfagia:
       Kesulitan dalam menelan
  • c.       Defisit Sensori

1.      Parestesia (terjadi pada sisi berlawanan dari lesi):
       Kebas dan kesemutan pada bagian tubuh
       Kesulitan dalam propriosepsi
  • d.      Defisit Verbal

1.      Afasia ekspresif:
       Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami
       Mungkin mampu bicara dalam respon kata-tunggal
2.      Afasia reseptif:
       Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan
       Mampu bicara tetapi tidak masuk akal
3.      Afasia global:
       Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif
  • e.       Defisit Kognitif

       Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
       Penurunan lapang perhatian
       Kerusakan kemampuan untuk berkosentrasi
       Alasan abstrak buruk
       Perubahan penilaian
  • f.       Defisit Emosional

       Kehilangan control diri
       Labilitas emosional
       Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress
       Depresi
       Menarik diri
       Rasa takut, bermusuhan, dan marah
       Perasaan isolasi
(Smeltzer dan Bare, 2002).

3. Gejala Stroke dilihat dari jenis stroke

a.       Gejala klinis pada stroke hemoragik berupa:

  • o   Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran
  • o   Terjadi trauma pada usia > 50 tahun
  • o   Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodormal yang terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi.
  • o   Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya.

b.      Gejala klinis pada stroke akut berupa:

  • o Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak.
  • o   Ganguan sensibilitas pada suatu anggota badan (gangguan hemisensorik)
  • o   Perubahan mendadak pada status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor/koma)
  • o   Afasia (tidak lancar atau tidak dapat bicara)
  • o   Disartria (bicara pelo atau cade)
  • o   Afaksia (tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran)
  • o   Vertigo (mual dan muntah atau nyeri kepala).

Secara klinis perbedaan stroke iskemik dan hemoragik adalah sebagai berikut :
Gejala Klinis
PIS*
PSA*
Non Hemoragik
Defisit fokal
Berat
Ringan
Berat ringan
Onset
Menit/jam
1-2 menit
Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala
Hebat
Sangat hebat
Ringan
Muntah
Pada awalnya Sering
Sering
Tidak, kec lesi di batang otak
Hipertensi
Hampir selalu
Biasanya tidak
Sering kali
Penurunan kesadaran
Ada
Ada
Tidak ada
Kaku kuduk
Jarang
Ada
Tidak ada
Hemiparesis
Sering dari awal
Permulaan tidak ada
Sering dari awal
Gangguan bicara
Bisa ada
Jarang
Sering
Likuor
Berdarah
Berdarah
Jernih
Paresis/gangguan N III
Tidak ada
Bisa ada
Tidak ada
*: Merupakan Stroke Hemoragik
PIS: perdarahan intra serebral
PSA: perdarahan subarakhnoid
(Israr, Yayan. 2008)

Penyebab Penyakit Stroke

Penyebab Penyakit Stroke

Penderita stroke sebagian besar disebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut;

a. Trombosis Serebral

   Trombosis terjadi dalam pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga dapat menyebabkan iskemia pada jaringan otak yang bisa menimbulkan edema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang melakukan tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi dikarenakan oleh penurunan aktivitas simpatis serta penurunan tekanan darah yang bisa menyebabkan iskemia serebri. Neurologis sering kali memburuk dalam waktu 48 jam setelah terjadinya thrombosis. Berikut adalah Beberapa keadaaan dimana seseorang dapat mengalami thrombosis otak:
 Aterosklerosis ialah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pada pembuluh darah. 
  Hiperkoagulasi pada Polisitema. Yaitu Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebri.
 Arteritis (radang pada arteri) ataupun Vaskulitis : arteritis temporalis, poliarteritis nodosa.
     Robeknya arteri : karotis, vertebralis (spontan atau traumatik).
    Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit).

b. Emboli serebri 

  Peristiwa penyumbatan pembuluh darah pada otak yang disebabkan oleh pembekuan darah, lemak, dan udara. Secara umum emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. Emboli serebri tersebut berlangsung dengan cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Berikut adalah keadaan yang dapat menimbulkan emboli, yaitu:
  Katup – katup jantung yang rusak diakibatan oleh penyakit jantung reumatik, fibrilasi, infark miokardium, dan keadaan aritmia menyebabkan pengosongan ventrikel sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan pada sewaktu-waktu kosong sama sekali sehingga dapat mengeluarkan embolus-embolus kecil. 
  Sumber tromboemboli aterosklerosis di arteri: bifurkasio karotis komunis, arteri vertrebralis distal.
     Keadaan hiperkoagulasi: kontrasepsi oral, karsinoma.

c.  Hemoragik

  Penyebab Stroke Selanjutnya adalah Hemoragik yang mana Pendarahan intracranial dan intraserebri meliputi pendarahan di dalam ruang subarachnoid atau bahkan dalam jaringan otak sendiri. Pendarahan tersebut bisa terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah pada otak manusia menyebabkan perembesan darah ke bagian parenkim otak yang bisa mengakibatkan pergeseran, penekanan, dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak, edema, dan mungkin herniasi otak. Penyebab otak yang paling umum terjadi:
     Aneurisma fusiformis dari arterosklerosis
     Aneurisma berry, biasanya defek congenital
     Aneurisma mikotik dari vaskulitis nekrose dan emboli sepsis
 Rupture arteriol serebri, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalam dan degenerasi pembuluh darah.
– Malformasi asteriovena, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.

d.  Hipoksia umum 

  Beberapa penyebab penyakit Stroke yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
             –       Henti jantung paru
       Hipertensi yang parah
       Curah jantung turun akibat aritmia.

e. Hipoksia lokal

  Beberapa penyebab Stroke yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
       Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migren.
       Spasme arteri serebri yang disertai perdarahan subarachnoid
(Muttaqin, 2011)

Faktor Penyebab Stroke

    Penyebab Penyakit Stroke pada seseorang. Selain yang sudah kita jelaskan di atas. Seseorang terkena penyakit stroke diakibat oleh beberapa faktor berikut ini;

1. Non modifiable risk factors :

a.    Faktor Usia

Faktor yang menyebabkan seseorang terkena stroke adalah umur. yang mana umur 55 th, insidensinya meningkat 2 kali lipat terkena penyakit stroke. Hal ini berkaitan dengan proses penuaan (degenerasi) yang terjadi secara alamiah serta pada umumnya pada orang lanjut usia pembuluh darahnya lebih kaku karena adanya plak (atheroscelorsis).

b.      Jenis kelamin

Faktor resiko penyakit stroke selanjutnya adalah dari jenis kelamin yang mana pada pria 19%  lebih tinggi terkena penyakit stroke dibandingkan wanita. Hal ini mungkin berkaitan dengan seorang laki-laki cenderung merokok. Rokok dapat nerusak lapisan dari pembuluh darah tubuh.

c.    Berat badan lahir rendah

Risiko stroke meningkat dua kali lipat pada seseorang dengan berat badan yg rendah (< 2500 g) ketika dia lahir.

d.      Ras/etnis

Penelitian dikeluarkan bahwa ras kulit putih berpeluang lebih besar terkena stroke dibandingkan ras kulit hitam. Hal ini dikarenakan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup.

e.       Genetik / Hereditas

Gen berperan besar dalam beberapa faktor risiko terkena stroke. Orang dengan riwayat stroke pada keluarga, memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya. 

2. Modifiable risk factors

a. Well-documented and modifiable risk factors

      *Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor resiko terkena stroke, terutama Stroke sumbatan.  Tidak ada bukti bahwa wanita lebih tahan terhadap hipertensi daripada laki-laki.  
      *Paparan asap rokok
Merokok merupakan faktor penyebab stroke pada seseorang. Selain itu juga dapat terkena serangan jantung dan kematian mendadak, baik akibat stroke sumbatan maupun perdarahan.  
      *Diabetes
Diabetes dapat meningkatkan kemungkinan aterosklerosis pada arteri koronaria, femoralis dan serebral, sehingga meningkatkan pula kemungkinan seseorang terkena penyakit stroke sampai dua kali lipat bila dibandingkan dengan pasien tanpa penyakit diabetes.  
      *Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung tertentu
Kelainan jantung  merupakan kondisi kelainan atau disfungsi organ yang mempredisposisikan timbulnya stroke. Meskipun hipertensi adalah faktor resiko untuk semua jenis stroke, namun pada tekanan darah berapapun, gangguan fungsi jantung akan meningkatkan terkena resiko stroke secara signifikan. 
      *Dislipidemia
Dislipidemia ialah kelainan yang disebabkan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kolesterol LDL yang tinggi (normal : < 100 mg/dl), kolesterol HDL (normal : 35-59 mg/dl)  yang rendah, dan rasio kolesterol LDL dan HDL yang tinggi dihubungkan dengan peningkatan risiko terkena stroke. 
      *Stenosis arteri karotis
Stenosis arteri karotis ialah penyempitan permukaan dalam (lumen) dari arteri karotis, biasanya disebabkan oleh aterosklerosis.
      *Sickle cell disease
Bentuk eritrosit yang seperti bulan sabit dapat menyumbat suplay darah ke otak
     * Terapi hormonal pasca menopause

     *Inaktivitas fisik
     *Diet yang buruk

      *Obesitas
Pasien kegemukan memiliki kadar glukosa darah dan serum lipid yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tidak gemuk. Hal ini dapat meningkatkan resiko terkena penyakit stroke, terutama pada pria usia 35-64 tahun dan wanita usia 65-94 tahun. 
 

b. Less well-documented and modifiable risk factors

 Sindroma metabolik

→ Penyalahgunaan alkohol

            Pecandu alkohol berat menjadi Penyebab stroke dan kematian akibat stroke. Pada penelitian di Yugoslavia terdapat hubungan  antara konsumsi alkohol dengan insiden stroke pendarahan.  Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan stroke sumbatan. 

→ Penggunaan kontrasepsi oral

          Resiko strok meningkat seiring dengan penggunaan kontrasepsi oral, terutama pada wanita berumur lebih dari 35 tahun.

→ Sleep-disordered breathing

          Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan suatu gangguan tidur yaitu berhentinya nafas pada saat tidur lebih dari 10 detik karena tertutupnya atau menyempitnya saluran pernafasan. Tertutupnya saluran pernafasan tersebut terjadi karena turunnya lidah dan pengenduran otot dan jaringan lunak pada saluran pernafasan. Penyempitan saluran pernafasan dapat menurunkan saturasi oksigen lebih dari 3%, misalnya suplai oksigen ke otak dan juga melambatkan detak jantung.
→ Nyeri kepala migren
            Peningkatan aktivasi platelet yang diakibatkan proses up -regulasi dari ikatan leukosit spesifik yang bisa mencetuskan terjadinya inflamasi. Proses tersebut dihasilkan oleh leukosit yang menyebabkan terjadinya hambatan pada endhotelium. Mekanisme tersebut bisa diterangkan dari peristiwa pada stroke dan akhirnya dihubungkan dengan migrain.

Diagnosis Penyakit Stroke

Pemeriksaan yang diperlukan dalam membantu untuk diagnosis pasien stroke meliputi:
  • a. Angiografi Serebri

  • Berguna untuk Membantu menentukan penyebab penyakit stroke secara lengkap dan spesifik. Seperti pendarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari sumber pendarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
  • b. Lumbal Pungsi 

  • Tekanan yang dapat meningkat serta disertai bercak darah pada cairan lumbal dapat menunjukkan adanya hemoragik pada subarachnoid atau perdarahan pada intracranial. Peningkatan jumlah protein yang menunjukkan adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor yang merah biasanya dapat diketahui melalui perdarahan yang massif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari pertama.
  • c. CT Scan

  • Digunakan untuk Pemeriksaan diagnostik obyektif yang didapatkan dari Computerized Tomography scanning (CT-scan). Menurut penelitian Marks, CT-scan berfungsi untuk mengetahui adanya lesi infark di otak. diagnosis stroke iskemik karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. 
  • d. Magenetic Imaging Resonance (MRI)

  • Dengan gelombang magnetic dapat digunakan untuk menentukan posisi serta besar atau luasnya pendarahan pada otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan di area yang mengalami lesi infark akibat dar hemoragik.
  • e. USG Doppler

  • Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis)
  • f. EEG

  • Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul serta dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
  • g. Pemeriksaan Darah Rutin

  • Untuk mencari kelainan pada darah
  • h. Pemeriksaan Kimia Darah

  • Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali
  • i. Pemeriksaan Darah Lengkap

  • Untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri
  • j. Pemeriksaan Elektrokardiogram 

  • Berkaitan dengan fungsi Jantung untuk pemeriksaan penunjang yang berhubungan dengan penyebab stroke
  • k. Penggunan skala stroke NIH (National Institute Of Health) 

    • Sebagai pengkajian status neurologis pasien dengan stroke. Yaitu untuk menentukan status defisit neurologis pasien dan penunjang stadium
    • (Muttaqin, 2011), (Anania, Pamella. 2011)
    • Untuk lebih memudahkan kita dalam menentukan gejala Seseorang terkena Stroke maka dapat diketahui melalui cara berikut ini.
  • a.       Mulut Bengkok (Facial drop)

Abnormal pada wajah dapat terlihat saat tidak bergerak ketika disuruh tersenyum atau memperlihatkan gigi.
  • b.      Arm Drift

Abnormal jika satu lengan tidak bergerak atau turun ke bawah apalagi bila disertai dengan pronasi (Pasien disuruh menutup mata dan mengangkat kedua lengan selama 10 detik.
  • c.       Bicara Abnormal

Abnormal bila tidak dapat bicara atau bicara pelo (Leny, 2011; Siahaan,2011).

Pengobatan Penyakit Stroke
  • Cara Penyembuhan Penyakit Stroke

Cara mengobati penyakit stroke hemorogik adalah sebagai berikut

A. Terapi stroke hemoragik pada serangan akut

1.      Terapi stroke hemoragik pada serangan akut
a.     Saran operasi diikuti dengan pemeriksaan
b.    Masukkan klien ke unit perawatan saraf untuk dirawat di bagian bedah saraf
c.       Neurologis
·    Pengawasan tekanan darah dan konsentrasinya
· Kontrol adnaya edema yang dapat menyebabkan kematian jaringan otak
d.      Terapi pendarahan dan perwatan pembuluh darah
=         Antifibrinolitik untuk meningkatkan mikrosirkulasi dosis kecil ‘
§  Aminocaproid acid 100-150 ml% dalam cairan isotonik 2 kali selama 3-5 hari, kemudian satu kali selama 1-3 hari.
§  Antagonis untuk pencegahan permanen: Gordox dosis pertama 300.000 IU kemudian 100.000 IU 4xperhari IV; Contrical dosis pertama 30.000 ATU, kemudian 10.00 ATU x 2 perharu selama 5-10 hari
§  Natrii Etamsylate (Dynone) 250 mg x 4 hari IV sampai 10 hari
§  Kalsium mengandung obat: Rutinium, Vicasolum, Ascorbicum
=        Profilaksis Vasospasme
§  Calcium – channel antagonist (Nimotop 50 ml (10 mg per hari IV diberikan 2 mg perjam selama 10-14 hari)
§  Awasi peningkatan tekanan darah sistolik klien 5-20 mg, koreksi gangguan irama jantung, terapi penyakit jantung komorbid.
§  Profilaksis hipostatik pneumonia, emboli arteri pulmonal, luka tekan, cairan purulen pada luka korne, kontraksi otot dini. Lakukan perawatan respirasi, jantung, penatalaksanaan pencegahan komplikasi
§  Terapi infus, pemantauan AGD, tromboembolisme arteri pulmonal, keseimbangan asam basa, osmolaritas darah dan urine, pemeriksaan biokimia darah
§  Berikan dexason 8+4+4+4 mg IV (pada kasus tanpa DM, perdarahan internal, hipertensi maligna) atau osmotik diuretik (dua hari sekali Rheugloman (Manitol) 15 % 200 ml IV diikuti oleh 20 mg Lasix minimal 10-15 hari kemudian
e. Kontrol adanya edema yang dapat menyebabkan kematian jaringan otak
f.  Pengawasan tekanan darah dan konsentrasinya
  • Komplikasi Stroke

Biasanya Setelah mengalami stroke. Penderita dimungkinkan akan mengalami komplikasi, komplikasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan hal – hal berikut ini;
  1. Dalam hal imobilisasi yaitu infeksi pernapasan, nyeri tekan, konstipasi dan tromboflebitis
  2. Dalam hal kerusakan otak yaitu epilepsi dan sakit kepala
  3. Dalam hal paralisis yaitu nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi deformitas, dan terjatuh
  4. Hidrosepalus (Fransisca B. Batticaca,2008).
Menurut pendapat Brunner 7 Suddart, pada tahun 2002 serangan stroke tidak berakhir di bagian otak saja, Penderita penyakit stroke juga terkena gangguan emosional dan fisik yang disebabkan karena berbaring terlalu lama tanpa dapat bergerak. Adapun komplikasi dari penyakit stroke menurut dia adalah:
  1. Hipoksia serebral
  2. Penurunan aliran darah serebral
  3. Embolisme serebral
  • Pencegahan Penyakit Stroke

Melalukan pencegahan adalah suatu keharusan agar kita terhindari dari penyakit yang mematikan nomer 3 di indonesia ini. sesudah penyakit jantung dan kanker. Penyakit stroke sangat ditakuti oleh semua orang karena dapat membuat para penderitanya tidak dapat bergerak pada bagia tubuhnya. Akan terlihat abnormal. Tentu berakibat pemberhentian kerja oleh instansi tempat kerja mereka. Maka dari itu, melakukan pencegahan terhadap penyakit stroke adalah kewajiban bagi kita semua. Berikut adalah cara mencegah stroke yang dapat anda lakukan;
  1. Hindari merokok aktif dan pasif
  2. Hindari mengkonsumsi alkohol
  3. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal (cegah kegemukan)
  4. Batasi penggunaan garam bagi penderita hipertensi
  5. Batasi makanan berkolesterol dan lemak (daging, durian, alpukat, keju dan lainnya)
  6. Pertahankan diet dengan gizi seimbang (banyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran)
  7. Olahraga dengan teratur.
  8. Istrirahat yang cukup
  9. Perbanyak minum air putih
Demikian ulasan singkat seputar Penyakit Stroke: Gejala, Penyebab, Mencegah dan Cara Penyembuhan yang dapat kita sampaikan. Guna dijadikan sebagai sumber informasi buat anda yang takut terkena penyakit stroke. dengan melakukan pencegahan sesuai dengan tips mencegah stroke di atas. Namun jika anda atau keluarga anda sudah menderita stroke maka informasi ini penting untuk menuju langkah selanjutnya. Terimakasih atas kunjungan anda dan semoga bermanfaat. Baca juga: Gejala Penyakit Diabetes.
Sumber: 
http://eprints.undip.ac.id/24038/1/Andreas_C._Widjaja-01.pdf 
https://www.academia.edu/14790409/MAKALAH_STROKE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kirim Pesan WhatsApp